Kenaikan harga BBM sudah nyata di depan mata. Tinggal ketok palu diberlakukan. Opsi terakhir, katanya. Setelah semua opsi diupayakan dan tetap belum dapat menutup defisin APBN. Bunyi headline harian ibukota Hari Ini. Ironisnya, rencana ini dilakukan pada saat bangsa kita baru saja merayakan 100 Tahun Kebangkitan Nasional.
Jauh sebelum itu, gonjang-ganjing harga minyak dunia telah mendahului rasa was-was semakin tingginya beban subsidi pemerintah. Jauh hari pula, launching hemat energi dan pengalihan kepada energi alternatif telah pula dilakukan. Namun kurang memberi dampak yang signifikan. Terlebih lagi dukungan investor dan daya dukung masyarakat yang kurang maksimum.
Sementara, waktu terus berkejaran, Saling mengejar, memenuhi konsumsumsi bahan bakar nasional. Tidak ada jalan lain. Bangsa kita kudu bangkit. Mulai hari ini, kurangi pemakaian BBM. Kembali berkendara yang hemat BBM. Dari diri Kita , saat ini juga ... Kapan Lagi ...
Jauh sebelum itu, gonjang-ganjing harga minyak dunia telah mendahului rasa was-was semakin tingginya beban subsidi pemerintah. Jauh hari pula, launching hemat energi dan pengalihan kepada energi alternatif telah pula dilakukan. Namun kurang memberi dampak yang signifikan. Terlebih lagi dukungan investor dan daya dukung masyarakat yang kurang maksimum.
Sementara, waktu terus berkejaran, Saling mengejar, memenuhi konsumsumsi bahan bakar nasional. Tidak ada jalan lain. Bangsa kita kudu bangkit. Mulai hari ini, kurangi pemakaian BBM. Kembali berkendara yang hemat BBM. Dari diri Kita , saat ini juga ... Kapan Lagi ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar