Malam ini, kurasakan betapa sangat kerdilnya diri ini dihadapan Sang Kholik. Berbagai aktifitas seharian yang begitu mendera indera telah menunjukkan ketidakberdayaan kita atas ganasnya waktu. Pagi itu, niat untuk melaksanakan ibadah shoum begitu kuat, setelah semalam aku tutup dengan qiyamulail dan witir. Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah. Niat itu masih tetap kokoh sampai matahari tinggi menyapa dari balik jendela kantor di lantai 2. Dhuha dan lantunan ayat al-Qur'an telah kutunaikan.
Niat yang semula kuat itu, tiba-tiba sirna ketika ajakan seorang kawan untuk menemaninya makan di sebuah 'medan deli'. Aku bergumam, sesekali kubatalkan ritual sunah ini untuk memenuhi ajakan kawan. Rizki atau pahala yang tertunda, aku menangkap sinyal sebagai kedua-duanya. Rasa lapar menahan shoum itu telah lewat, sudah. Kurasakan kini, betama kekososongan hati mulai menyapa pada saat perut telah terisi. Keengganan untuk segera menyapa Sang Kholik. Berlama-lama di depan tumpukan lembaran meja kerja, telah menjadikan bagian lain yang mengurangi rasa nikmatnya sebuah iman di pagi sebelumnya, saat menahan lapar dan haus.
Kesedihan itu, begitu nyata lagi. Sore itu pekerjaan harus segera dituntaskan. Degh! Pasti pulang malam, pikirku. Padahal janji sudah menunggu untuk sebuah liqo pekanan , untuk sebuah silaturahim dengan para kader dakwah menjumput nilai sebuah asa untuk kemajuan umat. Nyata sudah. Kulalui waktu yang sudah seharusnya kusediakan untuk bertemu dengan para ikhwah, di perjalanan kereta. Kegalauan ku belum sirna ketika kudapati anak-istri meminta tolong untuk beberapa urusan yang belum dimengerti dan diselesaikan hari itu. Kutuntun untuk mengurai benang kusut itu. Lapang sudah.
Bismillah. Kuawali langkah kaki ini tepat pukul jam 10 malam. Alhamdulillah agenda malam ini dapat diselesaikan dengan jernih dengan beberapa evaluasi dan rencana kerja.
Kesedihan kembali menggelayut dalam diri ini, ketika dirasa mata ini, rasa ini masih begitu jauh atau bahkan berpaling dari Nikmat Allah. Duh Gusti, Robbul Izzati. Ampuni kami. Malam ini sedang apa saudara-saudaraku. sudah makankah mereka, sudahkah mereka berdzikir memenuhi hakMu. Astaghfirullah al-Adzim. Kealpaan kurasa betapa ketika kita tidak memulai untuk bersegera berbuat baik, maka peluang bermaksiat akan datang menawarkan aromanya.
Allhumma innaka ta'lamu anna hadzihil quluubi qodijtamaat ala mahabatik...
Amantu billahi wa rusulih
Rabu, Maret 19, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2008
(30)
-
▼
Maret
(12)
- Majulah Bersama Islam
- Saat Dini Hari Ini
- Kesatuan dan Keragaman Jamaah Dalam Medan Amal Islami
- Keinginan Umat Disaat Menang
- Hati-hati, Ada Apa dengan Hati Ini
- Tinta Emas Sejarah Kita
- Boleh Tapi Tidak Pantas
- Pemimpin Yang Dicintai Rakyatnya
- Tangisan Itu ...
- Perbedaan Itu Akan Selalu Ada
- Langit Ghaza Pun Menangis...
- Mencari Jati Diri
-
▼
Maret
(12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar