Pernahkah terbersit dalam ruang bawah sadar kita, apa yang sudah kita sumbangkan untuk kemajuan anak bangsa ini. Ratusan tahun yang akan datang, adakah jerih payah tangan-tangan kita dirasakan manfaatnya oleh anak cucu kita karena merupakan modal dasar bagi kemajuan besar umat pada masa mendatang.
Adakah keinginan dari kita untuk menorehkan tinta emas sejarah bangsanya, bahwa kita termasuk batu batu yang turut serta dalam membangun rumah besar yang adil dan makmur bernama Indonesia. Adalah suatu kerugian yang teramat besar manakala kita abai dan tidak ambil bagian dalam prosesi dahsyat ini, membuat sejarah emas atas diri kita.
Kita tidak mungkin bisa lagi menghapus keteledoran kita atas masa yang sudah lewat. Lalai terhadap usia kita, masa muda kita, nikmat sehat kita. Kita tidak cukup hanya bisa menyesali atas kekhilafan dan kealpaan kita, juga tidak cukup dengan termenung ragu atas goresan tinta yang sudah terlanjur ditorehkan. Kehidupan akan terus berjalan. Sesal adalah tindakan yang tepat, jika diiringi keinginan untuk memperbaikinya, pun kemauan untuk mengubah diri menjadi penggubah dunia yang lebih elegan. Sesal menjadi tidak bermanfaat manakala justru membuat kita semakin terperosok pada kubangan penyesalan dan terus menerus menambah kebodohan kita. Sesal hanya slogan sesaat jikalau tidak ada keninginan kuta dari kita untuk segera berbenah.
Jalan masih dan makin panjang, mendaki lagi terjal. Momentum ini akan dilewati oleh semua. Siapapun dia. Yang menginginkan suatu hasil besar atas perjalanan hidupnya. Keberhasilan. Terpenuhinya Asa. Tercapainya sebuah cita. Terlebih lagi sebuah keinginan luhur untuk kemajuan dan kejayaan umat dan bangsanya.
Hari demi hari kedepan akan semakin sulit seiring keberhasilan awal, mulai tampak. Tidak perlu berbangga hati dulu, karena sesungguhnya itu adalah awal dari fase berikutnya yang lebih berat. Menyibukkan hati dengan dzikir dan doa, mengasah qolbu dengan kasih dan peduli. Mempertajam akal dengan ilmu dan rangkaian ide, menguatkan langkah lengan dan kaki untuk senantiasa bersegera dalam menyambut kebaikan. Dalam keadaan susah maupun senang, Suka ataupun duka. Lapang atau sempit.
Mengisi hari dengan ilmu dan amal, menggali potensi anak bangsa agar berpadu dalam torehan sejarah besar ini. Menyambut sang calon pemimpin dengan andil penanaman iman dan akhlak agar tidak lekang oleh zamanya dan tidak lapuk oleh masanya. Kokoh sekokoh batang Jati yang mampu menunjukkan jati diri. Sebagai insan sholih dan produktif. Bekerja dan Berdoa.
Adakah keinginan dari kita untuk menorehkan tinta emas sejarah bangsanya, bahwa kita termasuk batu batu yang turut serta dalam membangun rumah besar yang adil dan makmur bernama Indonesia. Adalah suatu kerugian yang teramat besar manakala kita abai dan tidak ambil bagian dalam prosesi dahsyat ini, membuat sejarah emas atas diri kita.
Kita tidak mungkin bisa lagi menghapus keteledoran kita atas masa yang sudah lewat. Lalai terhadap usia kita, masa muda kita, nikmat sehat kita. Kita tidak cukup hanya bisa menyesali atas kekhilafan dan kealpaan kita, juga tidak cukup dengan termenung ragu atas goresan tinta yang sudah terlanjur ditorehkan. Kehidupan akan terus berjalan. Sesal adalah tindakan yang tepat, jika diiringi keinginan untuk memperbaikinya, pun kemauan untuk mengubah diri menjadi penggubah dunia yang lebih elegan. Sesal menjadi tidak bermanfaat manakala justru membuat kita semakin terperosok pada kubangan penyesalan dan terus menerus menambah kebodohan kita. Sesal hanya slogan sesaat jikalau tidak ada keninginan kuta dari kita untuk segera berbenah.
Jalan masih dan makin panjang, mendaki lagi terjal. Momentum ini akan dilewati oleh semua. Siapapun dia. Yang menginginkan suatu hasil besar atas perjalanan hidupnya. Keberhasilan. Terpenuhinya Asa. Tercapainya sebuah cita. Terlebih lagi sebuah keinginan luhur untuk kemajuan dan kejayaan umat dan bangsanya.
Hari demi hari kedepan akan semakin sulit seiring keberhasilan awal, mulai tampak. Tidak perlu berbangga hati dulu, karena sesungguhnya itu adalah awal dari fase berikutnya yang lebih berat. Menyibukkan hati dengan dzikir dan doa, mengasah qolbu dengan kasih dan peduli. Mempertajam akal dengan ilmu dan rangkaian ide, menguatkan langkah lengan dan kaki untuk senantiasa bersegera dalam menyambut kebaikan. Dalam keadaan susah maupun senang, Suka ataupun duka. Lapang atau sempit.
Mengisi hari dengan ilmu dan amal, menggali potensi anak bangsa agar berpadu dalam torehan sejarah besar ini. Menyambut sang calon pemimpin dengan andil penanaman iman dan akhlak agar tidak lekang oleh zamanya dan tidak lapuk oleh masanya. Kokoh sekokoh batang Jati yang mampu menunjukkan jati diri. Sebagai insan sholih dan produktif. Bekerja dan Berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar